Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Selasa, 31 Mei 2011

Book Lovers

Aurelius dan Keio sangat menyukai buku. Pepatah mengatakan buku adalah jendela kehidupan, buku adalah sumber pengetahuan. Dengan buku, Aurelius dan Keio mengetahui banyak hal.

Ketika saya mengandung, baik Aurelius maupun Keio, saya sedang menjalani kuliah S2 saya di Universitas Indonesia, Program Manajemen Komunikasi. Pagi bekerja mulai 7.30am-4pm, lalu menyetir mobil ke kampus Salemba dan kuliah dimulai 6.30pm-9pm, bahkan hingga 10pm. Sampai di rumah sekitar 10.30pm.

Woa, kadang kalau saya bayangkan kembali..it’s amazing. Lelah, ngantuk, tentu saja, tapi ada semangat didalamnya. So, sedari dalam kandungan, anak anak sudah ikut saya ke kampus. Dan tentu saja, baca buku! Setiap hari, setiap minggu minimal lima buku dan in English pula, saya harus baca. Membaca di kantor pada jam istirahat, membaca di kampus, dan baca buku lagi sebelum tidur.

Sewaktu Aurelius dan Keio baru lahir pun, saya membacakan cerita sederhana di dekat telinga mereka. Belum genap setahun pun saya terus membacakan cerita setiap hari sebelum tidur.

Dan thank God, di sekolah Aurelius dan Keio sudah diperkenalkan dengan perpustakaan sejak Toddler (usia satu tahun delapan bulan). Satu hari dalam seminggu mereka ke perpustakaan. Dan saya pun selalu excited dengan buku baru yang mereka pinjam. Bahkan sebelum mereka mengatakan bahwa mereka mendapat buku baru, saya terlebih dulu menanyakan “buku apa yang dipinjam sekarang”, atau “ada buku baru, nggak?”

Saat ini, tradisi membaca buku sebelum tidur terus dilakukan. Walaupun terkadang karena sangat lelah, saya membacakan buku tidak sampai banyaknya yang mereka minta. Aurelius datang dan membawa lima buku. “Aurelius, baca dua kali saja ya, Mom sangat capek hari ini, sorry dear…dan besok pagi Mom sudah harus ke kantor”.
“Sekali lagi ya Mom…”kata Aurelius
Dan setelah saya bacakan satu lagi, “Satu lagi sudah, Mom…”
Please…” kata saya, tadi katanya satu lagi…
“Ya, satu lagi Mom..satu lagi sudah…”
Saya bacakan satu cerita lagi. Tapi tidak jarang saya tiba tiba ketiduran.:)

Senin, 30 Mei 2011

Mengoptimalkan IQ, EQ dan SQ Anak

Kunci utama dalam mengoptimalkan IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient) anak adalah komunikasi dan hubungan yang baik dengan anak.
Jika keadaan emosi anak baik, maka anak akan mudah mengasah intelegensia nya. Dan ini bisa terjadi jika suasana di rumah, kondisi hubungan keluarga yaitu orang tua dengan anak, hubungan saudara, dalam keadaan yang positif. Bukan karena otak anak yang kurang cerdas ketika mereka tidak menunjukan hasil yang kurang memuaskan di sekolah. Tapi karena ada hubungan yang kurang baik, mengganggu emosi anak, sehingga mereka kurang bergairah dalam belajar.
Sedangkan dalam hal kecerdasan emosi, anak belajar mengenai emosi dari orang tuanya. Jika komunikasi anak dengan orang tua baik, berlandaskan pada kasih dan bukan emosi, maka anak akan mempunyai kecerdasan emosi yang baik. Berkomunikasi dengan baik bersama anak, menanyakan kondisi hati mereka, bercakap cakap ringan, tertawa bersama, mengasuh dengan kasih, bermain bersama, dan bukan hanya berbicara ketika orang tua merasa terganggu, dan berkata "jangan!", atau mencegah anak melakukan hal iniu ataupun hal itu.
Yang terakhir tapi ini yang sangat mendasar dan terpenting bagi saya adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual diperoleh setiap orang dan akan semakin baik seiring bertambahnya umur. Menurut Ratih Zimmer Gandasetiawan, Dipl. Fisioterapis, (seorang penulis buku, pembicara dan tokoh smart parenting), kecerdasan spiritual tidak dapat dipelajari, karena hal ini berdasarkan pengalaman hidup seseorang.
Lalu apa yang dapat saya lakukan sebagai orang tua? Dalam perjalanan hidup anak dan saya, mendampingi anak anak dan hidup saya didampingi mereka adalah cara pembelajaran spiritual. Mengenal Tuhan, mengenal kasih melalui diri kita adalah hal yang indah. Anak melihat kasih dan mengenal Tuhan melalui orang tua begitu juga sebaliknya.
Jadi, apa yang dapat saya simpulkan adalah miliki hubungan dan komunikasi yang baik dengan anak. Itulah kunci mengoptimalkan IQ, EQ dan SQ anak.

Rabu, 25 Mei 2011

Ketika Tangan Tuhan Menciptakan Seorang Wanita

Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya, "Mengapa kau begitu lama menciptakan wanita Tuhan? "
Tuhan menjawab, "Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?"
"Dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan".
Malaikat menjawab dan takjub, "Hanya dengan 2 tangan? Tidak mungkin!”
Tuhan menjawab, "Tidakkah kau tau, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari.”
Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut, dan bertanya, " Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh? seolah-olah terlalu banyak beban baginya...."
Tuhan menjawab "Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata...."
"Untuk apa ?" tanya malaikat.
Tuhan melanjutkan, "Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan.... serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki...ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita."
"Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri....."
"Dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis,  menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.."
"Dia berkorban demi orang yang dicintainya.."
"Dia mampu berdiri melawan ketidakadilan."
"Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang...."
"Dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia..."
"Dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran...."
"Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya... Dia tau bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka...."
"Cintanya tanpa syarat.."
”Hanya ada satu yang kurang dari wanita, dia sering lupa betapa berharga dirinya..”
Wanita, Anda berharga dan mulia di hadapan Tuhan. Dalam kerapuhan dan kelemahanmu, Tuhan menaruh suatu kekuatan yang tidak dimiliki oleh para laki-laki. Gunakan kekuatan yang Tuhan berikan itu untuk menolong dan memberkati para laki-laki dihidupmu.
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. ~ Yesaya 43:4
Sumber : Pesan Facebook

Dunia seorang wanita:
Bekerja, mengaktualisasi diri.
Sesibuk apapun, menyempatkan diri untuk saat-saat istimewa anak
Have fun together with family

Senin, 16 Mei 2011

Potong Rambut, Yuk!

Saya teringat ketika Aurelius dan Keio semasih bayi, mungkin dalam usia bulanan...selagi saya gendong, saya suka bercakap cakap dengan mereka. Saya menatap matanya, dan banyak hal yang saya katakan meskipun sepertinya hal kecil.
Saya katakan kalau laki-laki itu harus rapih, rambut yang rapih, dan yang memiliki rambut panjang hanyalah anak perempuan.
Kemarin dan seperti tiap tiap bulan sebelumnya, Aurelius dan Keio selalu potong rambut di Kiddy Cut Mal Serpong, selain tempatnya nyaman untuk anak-anak, saya juga merasa cocok dengan cara mereka memotong rambutnya.
Tidak ada tangis, tidak ada kerepotan menangani anak-anak, mereka menikmati dan sebagai orang tua saya juga menikmatinya. Menemani mereka sambil ngobrol-ngobrol, pembicaraan sederhana.
Tampak di sebelah Aurelius seorang anak perempuan yang nangis ketika dipotong rambutnya. Hmm..walaupun sudah dipangku mamanya tapi sepertinya si anak tidak merasa nyaman. I wondering, apakah mamanya sudah membicarakan akan potong rambut sebelumnya, atau langsung potong saja tanpa ada percakapan sebelumnya.

Jumat, 06 Mei 2011

5 Hal Positif dan Negatif Memasuki Sekolah

Semenjak Aurelius dan Keio masuk ke lingkungan sekolah di usia 2 tahun, jenjang toddler, banyak hal baru yang mengubah keseharian kehidupan keluarga kami.

5 Hal yang menjadi positif:
  • Jadwal tidur malam menjadi lebih cepat, biasanya tidur di atas jam sepuluh malam, karena harus bangun pagi sekolah dan mungkin karena kelelahan juga, mereka tidur paling lambat jam sepuluh (dengan catatan, tidak berlaku ketika mereka mendapat jadwal siang)
  • Aurelius dan Keio belajar bersosialisasi, mendapatkan teman di sekolah
  • Bahan cerita sebelum tidur seringkali teman teman adalah pembicaraannya (suatu kali Keio mengatakan kalau Edna (teman perempuan di kelasnya) sedang tidak mau bermain dengannya. Wah, ternyata seusia ini Keio sudah mulai merasakan patah hati :) dan Keio menceritakan dengan wajah sedihnya. Saat ini mungkin saya hanya bisa tertawa, tapi kalau menginjak remaja nanti, entah apa yang saya lakukan karena bisa saja saya cemburu dengan teman wanitanya nanti :)
  • Perkembangan anak-anak maju pesat. Apa yang saya ajari di rumah, dapat di repetisi dengan pengalaman mereka di sekolah. Sebagai contoh, saya mengajarkan memakaikan baju dan celana, dalam beberapa hari mereka sudah cerdas dan mandiri. Contoh lain misalnya saya ajarkan lagu-lagu pada saat saya masih TK dulu, ternyata di sekolah mereka diajarkan lagu itu juga. Dan mereka menceritakan dan menyanyikannya di rumah bersama sama dengan saya. Sepertinya mereka sangat senang karena saya dan sekolah mereka sepertinya terhubung
  • Aurelius dan Keio sudah belajar mempunyai idola (tentu saja idola mereka adalah gurunya)

5 Hal yang bisa saja berdampak negatif:
  • Satu hari saya terkejut, Aurelius ngambek dan melipat tangannya serta mukanya dibuang melihat kebelakang jauh-jauh. "Koko marah" katanya. Wah, rupanya mungkin Aurelius melihat teman sekolahnya melakukan demikian, walaupun tidak sepenuhnya benar karena mungkin Aurelius mencontoh dari TV. Tapi maksud saya seringkali anak-anak meniru apa yang dilakukan temannya.
  • Aurelius tiba tiba saja menyukai tokoh cerita Ben 10, padahal saya hampir tidak pernah mengatakan apapun tentang Ben 10, karena saya tau ini mempunyai dampak negatif jika tidak didampingi pada saat menonton. Aurelius dan Keio di sekolah melihat atribut atribut seperti tas, botol minum dari kepunyaan teman-temannya, dan mereka punya khasanan wawasan baru. Hmmm...ternyata saya tidak bisa mengelak terhadap apapun dari luar. Sebagai orang tua, saya harus lebih bijak memberikan pengertian dan penjelasan kepada Aurelius dan Keio.
  • Satu hari suster saya mengatakan bahwa Keio sempat rebutan mainan di kelas dengan temannya. Dan mama teman-nya komplen kepada suster saya tentang Keio. Uhm, menurut saya kalaupun terjadi sesuatu dengan anak-anak harusnya orang tua bisa lebih bijak berkomunikasi dengan anak. Bukan dengan berkonfrontasi dengan orang lain. Anak-anak berteman dan bermusuhan dan berteman lagi dengan cepat. Tidak seperti orang dewasa yang melihat segala sesuatu dengan komplikasinya. Anak-anak punya dunia sendiri.
  • Memasuki sekolah berarti satu kerepotan kecil untuk saya sebagai ibu bekerja. Saya harus mengatur jadwal antar jemput, mengontrol apakah mereka sudah sampai di rumah atau belum, bagaimana dengan makanan yang disiapkan untuk kesekolah. Fiuh! Hal kecil tapi terkadang merepotkan, pendelegasian memang sudah dilakukan. Tapi tetap harus dikontrol!
  • Yang pasti ada anggaran tambahan yang harus disiapkan. Saya tidak mengganggap sebagai beban, karena ini adalah tanggung jawab. Tapi pengelolaan dana sekolah harus disiapkan termasuk biaya transportasi dan akomodasi :)

Senin, 02 Mei 2011

Happy 35 Years Wedding Anniversary

24 April 2011, usia pernikahan Mama dan Papa saya sudah 35 tahun. Sederhana kami merayakan di rumah baru (berbarengan dengan syukuran pindah rumah).