Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers

Kamis, 10 Oktober 2013

Mengajarkan Nilai Positif Pada Anak Melalui Hewan Peliharaan.

Banyak cerita tentang pengalaman mengesankan antara manusia dengan hewan peliharannya. Satu film terkenal "Hachiko" bercerita tentang kesetiaan seekor anjing pada tuannya. Ada lagi Free Willy, yang bercerita tentang seekor paus dan seorang anak yang begitu menyayanginya. Dan pasti banyak cerita dari setiap orang tentang peliharaannya.

Dan saya memiliki cerita tentang saya dan "Ariel". Boncel (panggilan kesayangannya), sudah menemani sejak tahun 2000. Ketika itu pelatih tari saya, Willy Puah, memiliki anjing yang baru saja melahirkan beberapa anak, dan salah satu anaknya diberikan ketika saya selesai berlatih tari. Kami (adik saya, Reggy dan saya) bersama anjing kecil pulang naik ojek, karena rasanya ingin cepat membawa pulang piaraan kami yang lucu itu.

Ariel, "Boncel"


Kelakuan lucu seekor anak anjing sampai dengan mengesalkan (sendal, sepatu, kursi pun digigitin), sempat menjadi bahan keributan di tengah-tengah keluarga.

Boncel memiliki empat ekor anak anjing dan salah satunya (Cantik) kami pelihara hingga saat ini.

Namun buat saya, boncel adalah sosok yang paling mengerti keadaan hati saya. Kalau saya pulang kuliah sedang "happy", Boncel pasti menyambut dengan gerakan ekor yang membuat gemas. Tapi kalau hati saya sedang kesal (pasalnya ribut dengan mantan pacar), pasti boncel pun duduk tenang di samping saya.

Begitu seterusnya hingga saya lulus kuliah, kerja, sampai saya menikah, dan terpaksa harus meninggalkannya, dan mengikuti suami. Jadi Boncel tetap di rumah bersama keluarga saya.

Adik saya bilang, sehari setelah saya menikah, Boncel tidak mau masuk rumah, menunggu saya yang sejak saat itu tidak lagi pulang ke rumah.

9 Oktober 2013, saya di telepon bahwa Boncel (14 tahun) yang memang dalam keadaan sakit sudah tidak bernyawa lagi. Sedih memang harus kehilangan. Dan yang pasti dirindukan adalah setiap kali saya pulang ke rumah mama, tidak ada lagi seekor anjing yang mengibas-ngibaskan ekor, meloncat-loncat, menggongong begitu serunya.

Tidak hanya saya yang begitu kehilangan, Aurelius pun begitu mendengar kabar itu, langsung menitikan air mata dan memeluk saya. Baik Aurelius maupun Keio juga dekat dengan Boncel. Karena saya mengajarkan rasa sayang, melalui peliharaan kesayangan kami. Memberi makan, memberikan pelukan dan sentuhan kasih sayang, mengajak bermain, memandikan, sampai menghukum jika melakukan hal yang tidak baik.

Boncel (kiri)  dan Cantik (kanan)
Banyak kisah yang saya ceritakan pada Aurelius dan Keio tentang kelucuan, kenakalan dan pengalaman saya bersama Boncel dan Cantik sebelum tidur malam. Dan banyak pesan positif  serta pelajaran yang saya ceritakan pada anak-anak, terutama mengenai kasih sayang dan kesetiaan.






Selasa, 01 Oktober 2013

Mom & Child Care Clinic, Serpong, Klinik Anak yang Buka di Hari Minggu

Namanya sakit, apalagi untuk anak-anak, tidak kenal hari. Repotnya kalau Aurelius atau Keio panas di hari Minggu. Menghubungi dokter atau rumah sakit yang biasa dikunjungi, bisa dipastikan hari Minggu pasti tidak ada dokter, kalaupun ada waktuya terbatas.

Di bilangan Serpong Tangerang, tepatnya di dekat bundaran Serpong (dekat Mal Sumarecon Serpong) ada klinik untuk anak yang meskipun Minggu, tetap buka, dari pagi hingga sore (saya datang pukul empat sore, dokter masih ada).

Lokasi tepatnya di Jl. Raya Kelapa Dua Ruko PDA Kav 25-29 Gading Serpong Tangerang. Nomor telepon yang dapat dihubungi 54214848, 54218484. ( Kalau dari bundaran SMS, tulisan Mom & Care mudah terlihat, ada di atas ruko)

Klinik ini merupakan bagian dari Siloam Hospitals. Terdapat tiga lantai, dengan layanan cukup lengkap seperti layanan untuk kandungan, THT, dokter umum, spesialis anak dan beberapa layanan lain. Lantai satu adalah layanan untuk kandungan, sementara untuk anak-anak ada di lantai dua. Di lantai dua terdapat sekitar enam ruangan untuk masing-masing dokter. Nyamannya, saya datang tanpa harus menunggu lama sudah masuk ruangan dan bertemu dengan dokter.

Ruangan dokter pun di setting nyaman untuk anak-anak. Penuh mainan, dan warna warni. Kontan saja Keio mencari mainan berwarna hijau, termasuk anggota dari Angry Birds yang berjejer di atas tempat tidur.

Selain dokter yang ramah, ruangan tunggunya juga so colourful. Kursinya berwarna warni, berbentuk huruf S, dan di sudut ada disediakan tempat bermain anak. Uhmmm... wondering, kalau anak sakit, tetap mau main yaa ;)

Hari ini, hari ke dua Aurelius dan Keio sakit demam. Semoga dengan obat-obat yang dikasih dokter, Aurelius dan Keio cepat kembali sehat.

Senin, 30 September 2013

Planes, Film Bioskop Edukasi untuk Keluarga

Usai mid-test Aurelius, setelah empat hari berturut turut konsentrasi pada ujian tengah semester, saya mengajak Aurelius dan Keio (beserta Emak dan Aunty Egy), nonton di XXI Cineplex Mal Alam Sutera lantai 2,Tangerang.

Planes, film produksi Walt Disney Pictures, berdurasi 92 menit adalah film bioskop yang sangat menarik dan sarat dengan pesan-pesan positif untuk anak. Sangat menarik, saya katakan, karena dari sekian kali menonton, film ini dapat menarik perhatian Aurelius dan Keio. Selama film berlangsung tidak sedikit pun mereka beranjak dari tempatnya. (biasanya, pasti ada ada saja, ke toilet, lihat atas, lihat bawah, ke toilet lagi..dan banyak lagi alasan untuk keluar dari kursi  ppfiiuhh).Tentu saja, mereka tetap dibekali dengan pop corn dan Coke.

Selain suara, gambarnya sangat menarik untuk anak. Planes selalu terbang dan membuat aksi-aksi menarik di udara, jadi dipastikan anak anak tidak mau melewatkan apa yang mereka lihat. Karakter-karakternya mirip dengan Cars, bahkan beberapa tokoh Cars ada di sini, dan anak anak cukup mengenalnya.

4 pesan positif yang berhasil saya catat, yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang disampaikan oleh tokoh cerita ini antara lain:
1. We can do more than we use for (Dusty Crophopper)
2. Don't let anything destruct you (El Chupacabra)
3. We know where the nice guy ended (Ripslinger)
4. Fly over more than you think (Dusty Crophopper)

Dari film ini saya mengajarkan Aurelius dan Keio untuk menjadi tidak sekedar sebagai pemenang yang hanya fokus pada kemenangan bahkan menghalalkan cara negatif untuk meraihnya. Tetapi mengajarkan kepada mereka menjadi lebih dari pemenang, yaitu bertanding positif. Tetap berbuat kebaikan, dan yang terutama adalah musuh utama ada di dalam diri sendiri, di mana kita bisa mengatasi rasa takut dalam diri sendiri.

Mom, Keio dan Aurelius 

Selasa, 17 September 2013

Keio 5yo Birthday

When i read my last year posts (Keio 4yo Birthday), i can see that was a struggling year for us, for me and Keio. But now, i can say that, this is our year's. After learn much things, i know how to communicate with Keio (he's a strong wild child), how to treat him, how to handle him when his got to emotional.
And i can say also, that Keio has learn how to be a good son for me. Keio try to tell me, with his way (not with conversation like his big brother, Aurelius). His act,  weeping, depressed, and his face show what he want to say.

Happy birthday 5yo my lovely, Keio. His my favorite! He's cool, handsome and so fun, mischievous (the closer word to describe how he treat world around him.

The party was joining with our thanksgiving for our new home. A lot of friends and family come to this happy moment. Thank you Alvin Kurniawan for being the master of ceremony that day. Thank you Ferdy www.akudancameraku.blogspot.com for the music.

I just can say that we (me and Keio) can make it. We're a good partner now. I pray for your world, Keio. Like water barged in front, may God be with you, in front of you. So you can stand still.


Keio 5yo Birthday

Senin, 16 September 2013

Sepuluh Keistimewaan Keio Si Koleris

Berikut deretan daftar keistimewaan perilaku si Koleris Kuat, Keio (5 tahun):
  1. Selalu masuk ke mobil lebih dulu dari Koko Aurelius (6 tahun) dan HARUS duduk di depan (sebelah kursi pengemudi).
  2. Begitu dengar percakapan bahwa kita mau pergi, belum disuruh mandi pun, langung memberikan komando. "Mbaaaak...mandiiii!"
  3. Semua mainan (termasuk mainan kokonya, Aurelius) masuk kamarnya, disimpan dan terorganisir dengan rapi.
  4. Ketika dilihatnya posisi sandal tidak rapi, langsung merapihkan, beritu pula posisi keset depan pintu kamarnya. Harus perfect!
  5. Tidak terlalu perlu teman, yang penting ada Nintendo IDS, atau semua kru Thomas and Friends, atau setumpuk Crazy Birds.
  6. Tertib target waktu, mandi lima menit lagi, berenang hanya setengah jam, main di luar rumah antara jam 3 sampai 5 sore.
  7. Bisa mengatur pembagian tugas: Mommy menggambar, dede (Keio) mewarnai.
  8. Kalau Koko Aurelius dapat 100 untuk nilai ulangan, Keio harus dapat nilai seribu!
  9. Jika sedang tidur bersama di kamar tidur utama, berikut daftar barang yang dia bawa: kasur berikut satu set perlengkapan tidur Thomas and Friends ( selimut, bantal, guling, jam meja, buku cerita) dan semua tertata rapi di atas kasurnya.
  10. Feel free of everything...setiap kali melewati akuarium di gereja, ikan didalamnya sampai loncat karena ulah Keio yang mengagetkan ikan-ikan tersebut.

Senin, 29 Juli 2013

Happy 6 yo Aurelius Frederic

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Aurelius ke 6, keluarga kami pindah rumah ke lokasi Alam Sutera. Tepat enam tahun yang lalu kami membeli tanah di sini dan enam tahun kemudian, di tanggal yang sama, kami hijrah ke daerah Tangerang. Dan ini tepat di hari ulang tahun Aurelius ke 6. Karena kesibukan dan kerepotan pindahan rumah, kami tidak sempat mengadakan satu pesta untuk Aurelius seperti tahun-tahun sebelumnya. Keesokan malamnya, saya membelikan kue ulang tahun dan kami merayakan di dalam kamar Aurelius yang baru. Happy birthday, my dear. Jesus loves you!
Birthday celebration @Aurelius's room.

Aurelius Frederic @SDK PENABUR Gading Serpong

Juli ini, kami sekeluarga sudah pindah ke Alam Sutera. Lokasi rumah yang nyaman, di mana anak-anak dapat bertumbuh lebih baik, bersama keluarga dan teman. Dengan demikian, Aurelius pun memasuki SD di lokasi terdekat rumah yaitu SDK PENABUR Gading Serpong. Teman baru, guru baru, rumah baru, juga semangat baru.

Aurelius tambah besar, tambah tinggi dan tambah berat. Banyak yang bilang, badannya seperti Daddy (hmmm, besaar..) Baru dua minggu di SD, peer pun sudah hampir tiap hari. Saya memutuskan untuk memberikan waktu tiap hari, jam 7 sampai 8 malam untuk belajar bersama Aurelius. Memeriksa agenda, membuat peer sampai menyiapkan semua keperluan sekolah esok hari.
Hari pertama SD, berkumpul di halaman sekolah.


Ini berarti saya membatasi aktifitas saya. Sebelumnya saya menjadi dosen malam hari, dua kali seminggu. Namun saya memilih untuk memberikan hati saya untuk Aurelius. Anak merupakan hal lebih berharga ketimbang pekerjaan. Masa depan anak saya ditentukan oleh apa yang saya berikan saat ini.
Ada konsekuensi dari tidak mengajar. Tetapi konsekuensi dibandingkan dengan resiko serta nilai investasi anak, berbanding jauh sekali. Konsekuensi saya dapat dinilai dari berkurangnya income. Namun dengan memberikan hati saya, ini berarti memberikan kehidupan kepada anak. Mendampingi kehidupan anak, sama dengan mengantar mereka ke dalam satu kehidupan di mana ada kita sebagai orangtua dan ada Tuhan didalamnya. Dan ini tidak ternilai harganya.


Senin, 17 Juni 2013

Taman Kota 2, BSD Tangerang


Ada satu tempat lokasi outdoor di bilangan BSD City. Taman Kota 2, letaknya bersebelahan dengan Taman Kota di BSD (Bumi Serpong Damai), Tangerang.
Di sini terdapat penjual tanaman buah, hias, maupun jenis rumput. Tempatnya tidak begitu luas, namun bisa dengan nyaman mengajak anak-anak melihat dan mengenal tanaman. Lokasinya menjadi satu dengan Taman Kota, namun kurang nyaman untuk keluarga, karena pendatangnya kebanyakan anak muda berpasangan.
Jadi, rasanya cukup ke lokasi penjualan tanaman saja. :)



Jumat, 07 Juni 2013

Bagaimana Menjadi Humas yang OK?!



Bagaimana caranya menjadi humas yang profesional?
Di atas adalah liputan dari teman saya Immanuel Saragih di Tabloid Youth Talents Edisi 7, 2013.
Pada artikel tersebut, saya membagikan bagaimana menjadi seorang humas. Pertama dan yang terpenting adalah seorang humas harus mampu menjalankan fungsinya sebagai manajemen komunikasi dari organisasi. Ada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga evaluasi.

Seorang humas juga harus kreatif, dalam arti mampu berkolaborasi dengan bidang lain untuk mencapai tujuannya. Dan harus komunikatif, itu sudah mutlak. Berkomunikasi baik diartikan dengan memiliki kemampuan menjalin relasi yang baik dengan banyak pihak.

Terakhir, humas itu adalah dunia yang menyenangkan. Tetaplah berjalan dalam kebenaran hingga kita akan menuai kebaikan dalam hidup kita.

Thanks to Immanuel Saragih.

Rabu, 05 Juni 2013

Tuhan Sudah Mengatur Langkah Saya

Di atas adalah liputan dari teman saya Parulian Tambun, di Tabloid Fresh Edisi Juni 2013. Tulisan yang segar dan sarat makna ini, menuliskan tentang inspirasi yang saya ingin bagikan terutama kepada para anak muda, yang sudah atau bahkan mau sukses.

Pertama, banyak perjalanan dalam kehidupan yang dilewati, dan itu semua mendatangkan kebaikan. Kedua, banyak hal yang mungkin tidak kita sukai, tetapi jadikan itu sebagai motivasi, bukan sebagai hambatan. Dan yang ketiga bangun hubungan sebaik mungkin dengan orang-orang.

3 Bidang kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kesuksesan anak muda, Tuhan, keluarga dan mereka yang ada di sekitar kita.
Terakhir, jika kita hidup dalam Tuhan maka kita akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada waktunya, yang tidak pernah layu daunnya.

Thanks to Lian, seorang jurnalis yang memiliki kompetensi dan profesional dalam dunianya.

Senin, 06 Mei 2013

Perbedaan Cara Tidur pada Anak

Aurelius dan Keio bersamaan masuk kamar dan naik ke tempat tidur masing-masing. Namun ada perbedaan signifikan pada cara mereka mau tidur. Begini yang kira-kira terjadi hampir setiap malam setelah dibacakan cerita malam:

Aurelius biasanya cukup ditemani sekitar lima hingga sepuluh menit. Saya berbaring disebelahnya, mengusap kepalanya sambil mendoakan dan memberkatinya. Setelah itu dia terlelap tidur. Namun seringkali terbangun malam hari atau dini hari.

Sedangkan Keio, begitu naik tempat tidur, maunya ditemani "ngobor" (istilah yang dipakainya). Walaupun berulang kali saya perbaiki kata "ngobrol", namun dia masih senang dengan istilahnya sendiri, hingga saat ini.
Setelah "ngobor" saya tinggalkan Keio sendiri. Dan saya perhatikan, Keio masih sibuk dengan kegiatannya sendiri, putar balik badan, terkadang ngomong sendiri, terkadang menyanyi sendiri, terkadang memindahkan bantal dan guling, dan banyak aktifitas lain. Mungkin sekitar hampir satu jam, Keio asik sendiri, barulah ketika saya sudah tidak mendengar suara-suara lagi, itu tandanya dia sudah benar-benar tidur. Walaupun kadang ketika saya mengeceknya lagi, Keio masih sempat membuka matanya sedikit, melirik, baru benar benar tidur. Dan untuk Keio, dia tidak terbangun di malam hari, tapi masa tidurnya lebih lama dari Aurelius. Jika libur, Keio memegang rekor untuk bangun yang paling siang (sekitar jam sepuluh pagi).

Mungkin dari perbedaan cara tidur, bisa saja menandakan perbedaan tipe anak dan cara mengasuh mereka. Kalau dari komunikasi pasti berbeda. Untuk Aurel, saya tidak perlu banyak bicara kalau mau tidur. Sedangkan Keio, beberapa peringatan pasti saya keluarkan: :

"Keioooo....tidurrrrrr!!", "Keio,....sudah jam berapa nii?", "Keio...tidur susah, awas ya, nanti bangunnya susah!", "Keio..stop ngobrolnya, besok pagi Mommy harus kerja" .... dan masih banyak keputusasaan saya untuk membuatnya tidur. hheeheheheh

They're different. They have beautiful differences, but i have a lot of love for each!


Senin, 22 April 2013

Belanja Sambil Belajar di Depo Bangunan, Serpong


Minggu (21/4/2013) siang, Dad mengajak kami ke Depo Bangunan di Jalan Raya Serpong Km 2, Tangerang www.depobangunan.co.id

Ada beberapa keperluan yang berkaitan dengan pembangunan rumah kami. Sementara Dad memilih barang-barang, Aurelius & Keio berlarian ke sana kemari, ke kiri ke kanan, hahahaha. Mungkin ada benarnya kalau orang bilang membesarkan dua anak laki-laki yang tidak berbeda jauh umurnya, mereka punya energi yang besar sekali. 

Well, saya mengajak Aurelius dan Keio mengalihkan energi mereka menjadi pembelajaran. Pertama, saya membawa mereka ke outlet cat Dulux,  melihat tempat mixing cat sesuai permintaan pelanggan, mereka melihat bagaimana satu warna di campur sehingga menghasilkan warna yang diinginkan.

Setelah itu saya ajak mereka melihat display keramik. Saya pandu tangan Keio untuk merasakan masing-masing permukaan keramik.
“Beda, Mom..yang ini kasar yang ini halus”.
“Yang ini bentuknya bulat-bulat, yang ini panjang, Mom”

Terakhir, saya minta Keio untuk menunjukan semua benda yang berwarna hijau. Hijau adalah kesukaannya. Mulai dari genteng, sampai peralatan berkebun dengan semangat Keio menyebutkan satu persatu.

So, Dad bisa berbelanja dan mencari referensi perlengkapan pembangunan rumah dengan nyaman. 


Kamis, 04 April 2013

One, Two, Three, PUSH!

Malam tadi, saya dan pengasuh anak-anak memindahkan tempat tidur Aurelius. Ketika kami berusaha keras mendorong, saya tersadar Keio juga ikut membantu. Dan yang menggugah hati saya adalah dia mengeluarkan kalimat:

one, two, three, PUSH!
one, two, three, PUSH!

Sejenak saya berhenti dan memperhatikan Keio. Saya tersenyum dan memeluknya, sambil mengatakan "thank you for helping, Mom"

Tanpa terasa Aurelius dan Keio sudah bertambah usia nya, bukan lagi anak kecil yang lucu yang masih dalam genggaman saya. Mereka sudah punya dunianya sendiri. Aurelius sudah sibuk dengan tontonan TV nya, Keio sudah lebih dekat dengan lingkungan, terutama teman-teman sekolahnya.

Tapi ternyata, malam kemarin saya diingatkan bahwa, kelucuan anak-anak tetap terus dapat dinikmati selama kita orangtua mau lebih peka atas apa yang mereka lakukan. Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan mereka secara tubuh, jiwa dan spiritual, tetapi ada hal-hal sederhana yang tetap mampu membuat kita sebagai orangtua, tersenyum melihat perilaku dan kelucuan mereka.

Peranan Orangtua dalam Mengembangkan Talenta Anak

Aurelius Frederic @Best Talents PENABUR 2013

Keio Emmanuel @Best Talents PENABUR 2013

Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda, dan setiap anak memiliki banyak kecerdasan (multiple intelligence). Oleh karena itu, orangtua harus dapat mengeksplorasi kecerdasan tiap tiap anak.
Kecerdasan yang berbeda dengan talenta yang berbeda. Orangtua berperan penting dalam mengembangkan talenta anak, sehingga si anak dapat memaksimalkan talenta yang dia miliki.
Hanya saja seringkali yang tidak disadari orangtua adalah mentransfer harapan atau impian yang tidak dapat diraih sebelumnya.

Sebut saja seorang teman saya yang berceritera pengalamannya sewaktu kecil. Bagaimana ayahnya memperlakukan begitu keras untuk mengikuti lomba-lomba menyanyi. Pada waktu dia menang, ayahnya merasa bangga. Tetapi bangga terhadap dirinya sendiri, bukan bangga pada prestasi anaknya. Begitu juga ketika kalah, ayahnya demikian kecewa. Sehingga akhirnya teman saya merasa bahwa dia tidak menjadi dirinya sendiri, tetapi seakan-akan ayahnya yang menginginkan kehidupan di dalam diri anaknya.

Satu hal yang perlu diingat oleh orang tua adalah, biarkan anak-anak menjadi dirinya sendiri dengan apa yang ada dalam dirinya. Tugas orangtua adalah memberikan stimuli, dan dorongan untuk memotivasi si anak.

Stimuli yang dilakukan misalnya dengan memberikan fasilitas les, atau membawa si anak melihat dunia hobinya melalui YouTube. Lalu dorongan yang diberikan adalah memberikan pujian dan semangat pada saat si anak menang lomba ataupun kalah. Mengikuti lomba dengan baik, sudah merupakan satu prestasi, bukan permasalahan menang atau kalah.

Quality time yang saya lakukan bersama Aurelius dan Keio seringkali dengan melihat tayangan-tayangan media sosial YouTube, seperti permainan piano, nyanyi, sehingga dia dapat melihat dan mempelajari. Yang lebih penting adalah menambah wawasannya.

Selasa, 05 Maret 2013

Mama Produktif

Saya masih ingat, beberapa bulan lalu saya menuliskan tentang pentingnya peranan humas sekolah, terkait dengan karir dan bidang konsentrasi pendidikan saya. Di tengah kesibukan bekerja, mengajar dan beberapa kegiatan lain, saya membuat beberapa tulisan untuk dapat dibagikan kepada pembaca terutama humas untuk jasa pendidikan.

Ada satu ungkapan, dunia tidak akan tahu pemikiran kita, sampai kita menuliskan pemikiran tersebut. Ini bukanlah tulisan saya pertama. Sedari duduk di sekolah dasar, saya sudah mulai diikutsertakan lomba mengarang, namun tentu saja belum berhasil, karena minimnya arahan. Tapi mungkin hobi itu sudah ada dalam diri saya. Ketika berada di jenjang sekolah menengah pertama, saya ada membuat beberapa cerpen di majalah sekolah. Dan di sekolah menengah atas, desain saya terpilih dimuat di buku tahunan. Sayangnya saya tidak mempunyai portfolionya, karena harus membeli buku tahunan, yang saat itu (1997) tergolong mahal harganya. Hingga saat ini, di pekerjaan yang saya tekuni, menulis menjadi makanan sehari-hari.

Menulis melalui blog, juga menjadi kesenangan pribadi dalam memberikan inspirasi bagi para mama yang bekerja di luar rumah. Mama yang aktif di keluarga, tetap harus produktif. Tidak hanya dalam kesibukan rutinitas, tetapi dengan manajemen waktu yang baik, maka dapat lebih produktif. Kata "sibuk, tidak ada waktu!", bukan menjadi satu toleransi untuk tidak lebih produktif.

Peranan Komunikasi Humas Sekolah melalui Media Sosial dalam Meningkatkan Hubungan dengan Konstituen

Profil BPK PENABUR Jakarta

Rabu, 23 Januari 2013

3 Hal Menyikapi Persaingan Kakak Adik

"Kalau, Koko? Kalau, Dede?"
Pertanyaan ini terkadang muncul jika ada satu anak (kakak atau adik) tidak mau melakukan satu hal sesuai keinginan orangtua. Misalnya, makanan tidak habis atau belum mengerjakan sesuatu.

"Ayo dong, habiskan makanannya. Kan, Koko anak pintar (anak baik)", pinta Mommy. Lalu biasanya disambut dengan sang adik "Kalau, Dede?".

Dan bagi orang tua, tanpa sadar biasanya menjawab " Iya, tuh Dede lebih pinter".
Tanpa sadar juga orang tua sudah berperan dalam membuat persaingan antara kakak dan adik menjadi lebih tajam.

Padahal sebenarnya antara kakak dan adik, ada rasa tanggung jawab, menghormati dan kebersamaan. Mungkin bagi beberapa orang persaingan dianggap positif, tapi kolaborasi akan lebih baik dibanding kompetisi. Sebagai keluarga, semua anggota adalah bagian dari satu kesatuan yang saling mendukung.

Ada beberapa hal bagi orangtua untuk menyikapi persaingan kakak adik:
1. tidak membandingkan bahkan melebihkan satu anak dengan yang lain dengan ucapan
2. memotivasi untuk kakak dan adik dapat memecahkan satu masalah bersama.
3. memberikan arahan, masukan atau bahkan teguran tidak di depan anak yang lain.



Jumat, 11 Januari 2013

Wanita Karir VS Ibu Rumah Tangga

"Lebih memilih mana, menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga?"
Pertanyaan ini pasti sering kita dengar atau sering ditanyakan kepada perempuan. Atau bisa juga ditanyakan kepada pria, lebih memilih mana, punya istri wanita karir atau ibu rumah tangga?

Ungkapan yang lebih tepat sebenanya: wanita bekerja profesional (karyawan) atau wanita bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Keduanya adalah wanita bekerja, bedanya yang satu bekerja di kantor, yang satu lagi bekerja di rumah. Keduanya signifikan mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan setiap harinya. Bicara target? wanita kantoran mempunyai target yang jelas pada pekerjaannya. Apakah target penjualan atau target yang disesuaikan dengan perusahaan.

Ibu rumah tangga? Bukan tidak ada target, tapi mereka harus mempunyai target untuk anak-anak mereka, usia sekian harus sudah bisa apa, bahkan mereka sudah harus menargetkan anak mereka akan kuliah di mana, bahkan punya gambaran akan menjadi karyawan atau pengusaha.
Target mereka jelas, terlihat muluk? tidak juga, ketika menentukan target, mereka harus mempunyai teknik dan strategi untuk mencapai target mereka. Jika ingin ke bidang musik, pasti sudah diikuti les piano atau drum. Ingin ke dunia tari, pasti buah hatinya akan masuk sanggar balet. Dan seterusnya..

Bicara karir, wanita kantoran jelas, karir meningkat dan sesuai dengan peningkatan pendapatan tiap bulan. Jabatan juga jelas, performa baik, jabatan pun semakin naik.

Lalu apakah ibu rumah tangga tidak ada karir? Tentu saja karirnya juga terlihat jelas. Apakah istri tiap tahunnya mendapatkan kenaikan jumlah pendapatan dari suami? lalu apakah istri tetap mendapatkan posisi dan perhatian yang baik dari suami maupun anak-anak, atau justru sebaliknya, peran "mama" sudah tidak semakin diperlukan? ;(

Wanita kantoran jelas harus berpenampilan menarik, dan memesona. Jika demikan, begitu pula dengan wanita ibu rumah tangga, meskipun di rumah, tetapi tetap harus berpenampilan menarik dan memesona baik di mata suami maupun anak-anak.

Bonus prestasi, kenaikan, THR pun keduanya (wanita kantoran dan ibu rumah tangga) sama, sama sama mendapatkan.

Jadi, antara wanita bekerja di kantor dengan wanita bekerja di rumah, saya katakan SAMA! Peran, tujuan, target, mereka sama sama miliki.