Semua penduduk Jakarta yang memiliki kependudukan asli DKI Jakarta memberikan hak pilihnya untuk memilih calon gubernur yang akan datang.
Saya mengajak Aurelius untuk mengikuti bagaimana saya melakukan pen-coblosan di lokasi pemilihan umum, sesuai dengan alamat di KTP. Mulai dari pendaftaran ulang, pen-coblosan hingga pencelupan jari di tinta, tanda bahwa sudah melakukan pencoblosan. Aurelius pun mengikuti dengan baik, bahkan ikut mencelupkan jarinya di tinta yang disediakan oleh panitia.
"Pilih yang mana, Mom", tanya Aurelius sebelum memasuki lokasi pen-coblosan
Saya katakan dan saya jelaskan padanya bahwa hak memilih jangan sampai diketahui dan didengar oleh orang lain. Cukup kita saja. "Pssssttt...!" kata saya
Aurelius pun tersenyum dan mengangguk tanda mengerti.
Setelah keluar dari lokasi pen-coblosan, kami menunggu Daddy yang masih belum selesai di kursi tempat tunggu. Di situ ada poster, dengan gambar yang sama di jalan jalan atau dimanapun yang mensosialisasikan siapa saja calon yang dipilih.
Tiba-tiba.."Mooommm...itu yang kita pilih yah, yang no 3!'
Dengan polosnya Aurelius mengatakan dengan lantang....(jiaaahhh....ketahuan juga :)) Saya lihat banyak mata yang menatap saya di lokasi itu. hehe...ups...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar