Di atas adalah liputan dari teman saya Parulian Tambun, di Tabloid Fresh Edisi Juni 2013. Tulisan yang segar dan sarat makna ini, menuliskan tentang inspirasi yang saya ingin bagikan terutama kepada para anak muda, yang sudah atau bahkan mau sukses.
Pertama, banyak perjalanan dalam kehidupan yang dilewati, dan itu semua mendatangkan kebaikan. Kedua, banyak hal yang mungkin tidak kita sukai, tetapi jadikan itu sebagai motivasi, bukan sebagai hambatan. Dan yang ketiga bangun hubungan sebaik mungkin dengan orang-orang.
3 Bidang kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kesuksesan anak muda, Tuhan, keluarga dan mereka yang ada di sekitar kita.
Terakhir, jika kita hidup dalam Tuhan maka kita akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada waktunya, yang tidak pernah layu daunnya.
Thanks to Lian, seorang jurnalis yang memiliki kompetensi dan profesional dalam dunianya.
Tuhan menciptakan seorang anak dengan cara-Nya yang indah, dan menjadi orangtua adalah kepercayaan yang sangat luar biasa yang diberikan kepada seorang manusia. (Quotes)
Rabu, 05 Juni 2013
Tuhan Sudah Mengatur Langkah Saya
Senin, 06 Mei 2013
Perbedaan Cara Tidur pada Anak
Aurelius dan Keio bersamaan masuk kamar dan naik ke tempat tidur masing-masing. Namun ada perbedaan signifikan pada cara mereka mau tidur. Begini yang kira-kira terjadi hampir setiap malam setelah dibacakan cerita malam:
Aurelius biasanya cukup ditemani sekitar lima hingga sepuluh menit. Saya berbaring disebelahnya, mengusap kepalanya sambil mendoakan dan memberkatinya. Setelah itu dia terlelap tidur. Namun seringkali terbangun malam hari atau dini hari.
Sedangkan Keio, begitu naik tempat tidur, maunya ditemani "ngobor" (istilah yang dipakainya). Walaupun berulang kali saya perbaiki kata "ngobrol", namun dia masih senang dengan istilahnya sendiri, hingga saat ini.
Setelah "ngobor" saya tinggalkan Keio sendiri. Dan saya perhatikan, Keio masih sibuk dengan kegiatannya sendiri, putar balik badan, terkadang ngomong sendiri, terkadang menyanyi sendiri, terkadang memindahkan bantal dan guling, dan banyak aktifitas lain. Mungkin sekitar hampir satu jam, Keio asik sendiri, barulah ketika saya sudah tidak mendengar suara-suara lagi, itu tandanya dia sudah benar-benar tidur. Walaupun kadang ketika saya mengeceknya lagi, Keio masih sempat membuka matanya sedikit, melirik, baru benar benar tidur. Dan untuk Keio, dia tidak terbangun di malam hari, tapi masa tidurnya lebih lama dari Aurelius. Jika libur, Keio memegang rekor untuk bangun yang paling siang (sekitar jam sepuluh pagi).
Mungkin dari perbedaan cara tidur, bisa saja menandakan perbedaan tipe anak dan cara mengasuh mereka. Kalau dari komunikasi pasti berbeda. Untuk Aurel, saya tidak perlu banyak bicara kalau mau tidur. Sedangkan Keio, beberapa peringatan pasti saya keluarkan: :
"Keioooo....tidurrrrrr!!", "Keio,....sudah jam berapa nii?", "Keio...tidur susah, awas ya, nanti bangunnya susah!", "Keio..stop ngobrolnya, besok pagi Mommy harus kerja" .... dan masih banyak keputusasaan saya untuk membuatnya tidur. hheeheheheh
They're different. They have beautiful differences, but i have a lot of love for each!
Aurelius biasanya cukup ditemani sekitar lima hingga sepuluh menit. Saya berbaring disebelahnya, mengusap kepalanya sambil mendoakan dan memberkatinya. Setelah itu dia terlelap tidur. Namun seringkali terbangun malam hari atau dini hari.
Sedangkan Keio, begitu naik tempat tidur, maunya ditemani "ngobor" (istilah yang dipakainya). Walaupun berulang kali saya perbaiki kata "ngobrol", namun dia masih senang dengan istilahnya sendiri, hingga saat ini.
Setelah "ngobor" saya tinggalkan Keio sendiri. Dan saya perhatikan, Keio masih sibuk dengan kegiatannya sendiri, putar balik badan, terkadang ngomong sendiri, terkadang menyanyi sendiri, terkadang memindahkan bantal dan guling, dan banyak aktifitas lain. Mungkin sekitar hampir satu jam, Keio asik sendiri, barulah ketika saya sudah tidak mendengar suara-suara lagi, itu tandanya dia sudah benar-benar tidur. Walaupun kadang ketika saya mengeceknya lagi, Keio masih sempat membuka matanya sedikit, melirik, baru benar benar tidur. Dan untuk Keio, dia tidak terbangun di malam hari, tapi masa tidurnya lebih lama dari Aurelius. Jika libur, Keio memegang rekor untuk bangun yang paling siang (sekitar jam sepuluh pagi).
Mungkin dari perbedaan cara tidur, bisa saja menandakan perbedaan tipe anak dan cara mengasuh mereka. Kalau dari komunikasi pasti berbeda. Untuk Aurel, saya tidak perlu banyak bicara kalau mau tidur. Sedangkan Keio, beberapa peringatan pasti saya keluarkan: :
"Keioooo....tidurrrrrr!!", "Keio,....sudah jam berapa nii?", "Keio...tidur susah, awas ya, nanti bangunnya susah!", "Keio..stop ngobrolnya, besok pagi Mommy harus kerja" .... dan masih banyak keputusasaan saya untuk membuatnya tidur. hheeheheheh
They're different. They have beautiful differences, but i have a lot of love for each!
Senin, 22 April 2013
Belanja Sambil Belajar di Depo Bangunan, Serpong
Minggu
(21/4/2013) siang, Dad mengajak kami ke Depo Bangunan di Jalan Raya Serpong Km
2, Tangerang www.depobangunan.co.id
Ada
beberapa keperluan yang berkaitan dengan pembangunan rumah kami. Sementara Dad
memilih barang-barang, Aurelius & Keio berlarian ke sana kemari, ke kiri ke
kanan, hahahaha. Mungkin ada benarnya
kalau orang bilang membesarkan dua anak laki-laki yang tidak berbeda jauh
umurnya, mereka punya energi yang besar sekali.
Well, saya mengajak
Aurelius dan Keio mengalihkan energi mereka menjadi pembelajaran. Pertama, saya
membawa mereka ke outlet cat Dulux,
melihat tempat mixing cat
sesuai permintaan pelanggan, mereka melihat bagaimana satu warna di campur
sehingga menghasilkan warna yang diinginkan.
Setelah
itu saya ajak mereka melihat display
keramik. Saya pandu tangan Keio untuk merasakan masing-masing permukaan keramik.
“Beda,
Mom..yang ini kasar yang ini halus”.
“Yang
ini bentuknya bulat-bulat, yang ini panjang, Mom”
Terakhir,
saya minta Keio untuk menunjukan semua benda yang berwarna hijau. Hijau adalah
kesukaannya. Mulai dari genteng, sampai peralatan berkebun dengan semangat Keio
menyebutkan satu persatu.
So, Dad bisa berbelanja dan
mencari referensi perlengkapan pembangunan rumah dengan nyaman.
Kamis, 04 April 2013
One, Two, Three, PUSH!
Malam tadi, saya dan pengasuh anak-anak memindahkan tempat tidur Aurelius. Ketika kami berusaha keras mendorong, saya tersadar Keio juga ikut membantu. Dan yang menggugah hati saya adalah dia mengeluarkan kalimat:
one, two, three, PUSH!
one, two, three, PUSH!
Sejenak saya berhenti dan memperhatikan Keio. Saya tersenyum dan memeluknya, sambil mengatakan "thank you for helping, Mom"
Tanpa terasa Aurelius dan Keio sudah bertambah usia nya, bukan lagi anak kecil yang lucu yang masih dalam genggaman saya. Mereka sudah punya dunianya sendiri. Aurelius sudah sibuk dengan tontonan TV nya, Keio sudah lebih dekat dengan lingkungan, terutama teman-teman sekolahnya.
Tapi ternyata, malam kemarin saya diingatkan bahwa, kelucuan anak-anak tetap terus dapat dinikmati selama kita orangtua mau lebih peka atas apa yang mereka lakukan. Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan mereka secara tubuh, jiwa dan spiritual, tetapi ada hal-hal sederhana yang tetap mampu membuat kita sebagai orangtua, tersenyum melihat perilaku dan kelucuan mereka.
one, two, three, PUSH!
one, two, three, PUSH!
Sejenak saya berhenti dan memperhatikan Keio. Saya tersenyum dan memeluknya, sambil mengatakan "thank you for helping, Mom"
Tanpa terasa Aurelius dan Keio sudah bertambah usia nya, bukan lagi anak kecil yang lucu yang masih dalam genggaman saya. Mereka sudah punya dunianya sendiri. Aurelius sudah sibuk dengan tontonan TV nya, Keio sudah lebih dekat dengan lingkungan, terutama teman-teman sekolahnya.
Tapi ternyata, malam kemarin saya diingatkan bahwa, kelucuan anak-anak tetap terus dapat dinikmati selama kita orangtua mau lebih peka atas apa yang mereka lakukan. Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan mereka secara tubuh, jiwa dan spiritual, tetapi ada hal-hal sederhana yang tetap mampu membuat kita sebagai orangtua, tersenyum melihat perilaku dan kelucuan mereka.
Peranan Orangtua dalam Mengembangkan Talenta Anak
Aurelius Frederic @Best Talents PENABUR 2013
Keio Emmanuel @Best Talents PENABUR 2013
Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda, dan setiap anak memiliki banyak kecerdasan (multiple intelligence). Oleh karena itu, orangtua harus dapat mengeksplorasi kecerdasan tiap tiap anak.
Kecerdasan yang berbeda dengan talenta yang berbeda. Orangtua berperan penting dalam mengembangkan talenta anak, sehingga si anak dapat memaksimalkan talenta yang dia miliki.
Hanya saja seringkali yang tidak disadari orangtua adalah mentransfer harapan atau impian yang tidak dapat diraih sebelumnya.
Sebut saja seorang teman saya yang berceritera pengalamannya sewaktu kecil. Bagaimana ayahnya memperlakukan begitu keras untuk mengikuti lomba-lomba menyanyi. Pada waktu dia menang, ayahnya merasa bangga. Tetapi bangga terhadap dirinya sendiri, bukan bangga pada prestasi anaknya. Begitu juga ketika kalah, ayahnya demikian kecewa. Sehingga akhirnya teman saya merasa bahwa dia tidak menjadi dirinya sendiri, tetapi seakan-akan ayahnya yang menginginkan kehidupan di dalam diri anaknya.
Satu hal yang perlu diingat oleh orang tua adalah, biarkan anak-anak menjadi dirinya sendiri dengan apa yang ada dalam dirinya. Tugas orangtua adalah memberikan stimuli, dan dorongan untuk memotivasi si anak.
Stimuli yang dilakukan misalnya dengan memberikan fasilitas les, atau membawa si anak melihat dunia hobinya melalui YouTube. Lalu dorongan yang diberikan adalah memberikan pujian dan semangat pada saat si anak menang lomba ataupun kalah. Mengikuti lomba dengan baik, sudah merupakan satu prestasi, bukan permasalahan menang atau kalah.
Quality time yang saya lakukan bersama Aurelius dan Keio seringkali dengan melihat tayangan-tayangan media sosial YouTube, seperti permainan piano, nyanyi, sehingga dia dapat melihat dan mempelajari. Yang lebih penting adalah menambah wawasannya.
Keio Emmanuel @Best Talents PENABUR 2013
Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda, dan setiap anak memiliki banyak kecerdasan (multiple intelligence). Oleh karena itu, orangtua harus dapat mengeksplorasi kecerdasan tiap tiap anak.
Kecerdasan yang berbeda dengan talenta yang berbeda. Orangtua berperan penting dalam mengembangkan talenta anak, sehingga si anak dapat memaksimalkan talenta yang dia miliki.
Hanya saja seringkali yang tidak disadari orangtua adalah mentransfer harapan atau impian yang tidak dapat diraih sebelumnya.
Sebut saja seorang teman saya yang berceritera pengalamannya sewaktu kecil. Bagaimana ayahnya memperlakukan begitu keras untuk mengikuti lomba-lomba menyanyi. Pada waktu dia menang, ayahnya merasa bangga. Tetapi bangga terhadap dirinya sendiri, bukan bangga pada prestasi anaknya. Begitu juga ketika kalah, ayahnya demikian kecewa. Sehingga akhirnya teman saya merasa bahwa dia tidak menjadi dirinya sendiri, tetapi seakan-akan ayahnya yang menginginkan kehidupan di dalam diri anaknya.
Satu hal yang perlu diingat oleh orang tua adalah, biarkan anak-anak menjadi dirinya sendiri dengan apa yang ada dalam dirinya. Tugas orangtua adalah memberikan stimuli, dan dorongan untuk memotivasi si anak.
Stimuli yang dilakukan misalnya dengan memberikan fasilitas les, atau membawa si anak melihat dunia hobinya melalui YouTube. Lalu dorongan yang diberikan adalah memberikan pujian dan semangat pada saat si anak menang lomba ataupun kalah. Mengikuti lomba dengan baik, sudah merupakan satu prestasi, bukan permasalahan menang atau kalah.
Quality time yang saya lakukan bersama Aurelius dan Keio seringkali dengan melihat tayangan-tayangan media sosial YouTube, seperti permainan piano, nyanyi, sehingga dia dapat melihat dan mempelajari. Yang lebih penting adalah menambah wawasannya.
Langganan:
Postingan (Atom)