Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers
Tampilkan postingan dengan label Kids Life Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kids Life Education. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Oktober 2013

Mengajarkan Nilai Positif Pada Anak Melalui Hewan Peliharaan.

Banyak cerita tentang pengalaman mengesankan antara manusia dengan hewan peliharannya. Satu film terkenal "Hachiko" bercerita tentang kesetiaan seekor anjing pada tuannya. Ada lagi Free Willy, yang bercerita tentang seekor paus dan seorang anak yang begitu menyayanginya. Dan pasti banyak cerita dari setiap orang tentang peliharaannya.

Dan saya memiliki cerita tentang saya dan "Ariel". Boncel (panggilan kesayangannya), sudah menemani sejak tahun 2000. Ketika itu pelatih tari saya, Willy Puah, memiliki anjing yang baru saja melahirkan beberapa anak, dan salah satu anaknya diberikan ketika saya selesai berlatih tari. Kami (adik saya, Reggy dan saya) bersama anjing kecil pulang naik ojek, karena rasanya ingin cepat membawa pulang piaraan kami yang lucu itu.

Ariel, "Boncel"


Kelakuan lucu seekor anak anjing sampai dengan mengesalkan (sendal, sepatu, kursi pun digigitin), sempat menjadi bahan keributan di tengah-tengah keluarga.

Boncel memiliki empat ekor anak anjing dan salah satunya (Cantik) kami pelihara hingga saat ini.

Namun buat saya, boncel adalah sosok yang paling mengerti keadaan hati saya. Kalau saya pulang kuliah sedang "happy", Boncel pasti menyambut dengan gerakan ekor yang membuat gemas. Tapi kalau hati saya sedang kesal (pasalnya ribut dengan mantan pacar), pasti boncel pun duduk tenang di samping saya.

Begitu seterusnya hingga saya lulus kuliah, kerja, sampai saya menikah, dan terpaksa harus meninggalkannya, dan mengikuti suami. Jadi Boncel tetap di rumah bersama keluarga saya.

Adik saya bilang, sehari setelah saya menikah, Boncel tidak mau masuk rumah, menunggu saya yang sejak saat itu tidak lagi pulang ke rumah.

9 Oktober 2013, saya di telepon bahwa Boncel (14 tahun) yang memang dalam keadaan sakit sudah tidak bernyawa lagi. Sedih memang harus kehilangan. Dan yang pasti dirindukan adalah setiap kali saya pulang ke rumah mama, tidak ada lagi seekor anjing yang mengibas-ngibaskan ekor, meloncat-loncat, menggongong begitu serunya.

Tidak hanya saya yang begitu kehilangan, Aurelius pun begitu mendengar kabar itu, langsung menitikan air mata dan memeluk saya. Baik Aurelius maupun Keio juga dekat dengan Boncel. Karena saya mengajarkan rasa sayang, melalui peliharaan kesayangan kami. Memberi makan, memberikan pelukan dan sentuhan kasih sayang, mengajak bermain, memandikan, sampai menghukum jika melakukan hal yang tidak baik.

Boncel (kiri)  dan Cantik (kanan)
Banyak kisah yang saya ceritakan pada Aurelius dan Keio tentang kelucuan, kenakalan dan pengalaman saya bersama Boncel dan Cantik sebelum tidur malam. Dan banyak pesan positif  serta pelajaran yang saya ceritakan pada anak-anak, terutama mengenai kasih sayang dan kesetiaan.






Senin, 30 September 2013

Planes, Film Bioskop Edukasi untuk Keluarga

Usai mid-test Aurelius, setelah empat hari berturut turut konsentrasi pada ujian tengah semester, saya mengajak Aurelius dan Keio (beserta Emak dan Aunty Egy), nonton di XXI Cineplex Mal Alam Sutera lantai 2,Tangerang.

Planes, film produksi Walt Disney Pictures, berdurasi 92 menit adalah film bioskop yang sangat menarik dan sarat dengan pesan-pesan positif untuk anak. Sangat menarik, saya katakan, karena dari sekian kali menonton, film ini dapat menarik perhatian Aurelius dan Keio. Selama film berlangsung tidak sedikit pun mereka beranjak dari tempatnya. (biasanya, pasti ada ada saja, ke toilet, lihat atas, lihat bawah, ke toilet lagi..dan banyak lagi alasan untuk keluar dari kursi  ppfiiuhh).Tentu saja, mereka tetap dibekali dengan pop corn dan Coke.

Selain suara, gambarnya sangat menarik untuk anak. Planes selalu terbang dan membuat aksi-aksi menarik di udara, jadi dipastikan anak anak tidak mau melewatkan apa yang mereka lihat. Karakter-karakternya mirip dengan Cars, bahkan beberapa tokoh Cars ada di sini, dan anak anak cukup mengenalnya.

4 pesan positif yang berhasil saya catat, yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang disampaikan oleh tokoh cerita ini antara lain:
1. We can do more than we use for (Dusty Crophopper)
2. Don't let anything destruct you (El Chupacabra)
3. We know where the nice guy ended (Ripslinger)
4. Fly over more than you think (Dusty Crophopper)

Dari film ini saya mengajarkan Aurelius dan Keio untuk menjadi tidak sekedar sebagai pemenang yang hanya fokus pada kemenangan bahkan menghalalkan cara negatif untuk meraihnya. Tetapi mengajarkan kepada mereka menjadi lebih dari pemenang, yaitu bertanding positif. Tetap berbuat kebaikan, dan yang terutama adalah musuh utama ada di dalam diri sendiri, di mana kita bisa mengatasi rasa takut dalam diri sendiri.

Mom, Keio dan Aurelius 

Senin, 17 Juni 2013

Taman Kota 2, BSD Tangerang


Ada satu tempat lokasi outdoor di bilangan BSD City. Taman Kota 2, letaknya bersebelahan dengan Taman Kota di BSD (Bumi Serpong Damai), Tangerang.
Di sini terdapat penjual tanaman buah, hias, maupun jenis rumput. Tempatnya tidak begitu luas, namun bisa dengan nyaman mengajak anak-anak melihat dan mengenal tanaman. Lokasinya menjadi satu dengan Taman Kota, namun kurang nyaman untuk keluarga, karena pendatangnya kebanyakan anak muda berpasangan.
Jadi, rasanya cukup ke lokasi penjualan tanaman saja. :)



Selasa, 19 Juni 2012

Keio Hilang!

Sabtu (16/6), seperti biasa family time weekend ini, kita hangout di SMS Mal Serpong. Sementara Aurelius dan Keio bermain di play land bersama Daddy, saya mencoba berkeliling sebentar untuk mencari keperluan.

Setelah semua selesai, kami memutuskan untuk makan malam keluarga di Solaria, dekat panggung live music di downtown walk. Dan seperti biasa juga "always selalu full". Ramai sekali dan bising. Akhirnya memutuskan untuk pindah agak jauh sedikit dari panggung, shabu-shabu oriental Koi. Ada tersisa satu meja, tapi belum dibereskan oleh pelayannya. Setelah lima kali meminta untuk dibereskan, namun tidak digubris juga, saya memutuskan untuk hengkang saja dari situ. Kecewa sih, karena pelayanan mengiyakan namun tidak dikerjakan.

Tiba-tiba...Keio mana?? Saya lihat, kiri kanan, kok tidak ada di sekitar kami. Hanya ada Aurelius. Kontan semua panik. Dua orang pekerja rumah tangga kami dan saya, berpencar ke berbagai arah. Dalam beberapa detik kami kembali dan tidak berhasil menemukannya.

Sempat terpikir, Keio diambil orang. Karena begitu mudahnya menculik anak di mal, hanya tinggal dipeluk, lalu pelakunya lari. Di kondisi ramai seperti ini, apa saja caranya sangatlah mungkin. Saya berdoa dalam hati, ini bukanlah cerita yang siapapun inginkan.

Lalu saya minta semuanya untuk tetap stay saja, supaya tidak susah lagi mencari anggota keluarga yang lain.
Dengan perlahan saya ikuti insting saja, berjalan mengikuti arah ke depan panggung.

Akhirnya, saya melihat seorang anak dengan kaos hijau dari belakang yang sedang menangis. Nah! Itu Keio.
Saya langsung memegang badan dan menggendongnya, dan kembali ke anggota keluarga yang lain.

Masih menangis dalan pelukan saya, saya hanya mengelus-elus pundaknya. Dan mengatakan "Mommy, sayang Keio." Saya mencoba menenangkan hatinya. Terasa Keio sangat terpukul dengan kejadian baru saja.

Setelah itu, kami dinner di Solaria juga karena masih ada meja kosong. Namun lebih mengecewakan lagi, karena meja belum dibersihkan sementara ada 5 pelayan yang saat itu berdiri diri saja depan pintu masuk Solaria. Oh No!

Dipanggil pun tidak datang, malah disuruh ke kasir. Fiuh....!

Malam hari, menjelang tidur, saya membahas hilangnya Keio bersama Aurelius juga.
"Koko Aurelius, kalau ke mal kita harus jaga Dede Keio yah. Dan Keio, stay close yah"

Note: Pelajaran berharga untuk semua anggota keluarga. Mau hang out malah benar-benar out of expectation.

Rabu, 04 Januari 2012

Bisa Kurang, Ga?

Di satu outlet batik, di Pekalongan:

Aurelius: Mom, lagi apa?
Mom: Lagi liat-liat batik.
Aurelius: Koko boleh pilih juga, Mom?
Mom: Silahkan, pilih yang bagus dan Koko suka.

Sesaat kemudian Aurelius datang dengan membawa beberapa pasang baju.
Aurelius: Mom, kalau yang ini bagus ga? Tapi lehernya kekecilan. Koko mau yang enak dipakainya.
Mom: Okay, then. Pilih yang bagus dan enak dipakai.

Aurelius: Mom, yang ini muat, bagus ga? Koko yang ini yah, yang satu ini untuk Dede, yang lebih kecil.
Mom: Sudah dicoba?Coba dulu ya, kalau enak dipakai, kita beli saja.
Aurelius: Pas, Mom!
Mom: Tanya berapa harganya, dan kalau kita beli apakah bisa kurang harganya.

Aurelius (berteriak ke arah Mba-nya): Mbak, harganya bisa kurang ga?

:)

Rabu, 20 Juli 2011

Be Fair

Menjelang masuk sekolah, ada beberapa hal yang saya persiapkan untuk Aurelius & Keio. Tempat makan, botol minum, kaos kaki, beberapa pasang baju dan celana, dan yang lainnya menyangkut keperluan mereka sekolah.

Saya membeli tempat makan yang sedang diskon, bagus dan sesuai dengan karakter yang Aurelius suka (saat ini Ben10, setelah sebelumnya Spiderman). Saya cari karakter Thomas (Keio sangat menyukai Thomas) tapi tidak ada.
Resiko nya kalau hanya beli untuk Aurelius, pasti akan terjadi yang namanya "rebutan".

Sesampainya di rumah, saya memberikan untuk Aurelius dan mengatakan bahwa ini adalah miliknya untuk dipakai di sekolah.

"Mom belum menemukan yang gambar Thomas untuk Keio", itu yang saya katakan pada Keio.

Beberapa detik kemudian terjadilah aksi tarik menarik, Aurelius berteriak: "Ini punya Koko....!!"

Sementara Keio menangis: "Punya Dede, punya Dede.."

Hmmm...saya lalu mengajak Aurelius ke dalam kamar:
"Mom sudah katakan, dan percayalah, tempat makan Ben10 ini punya Aurelius, Mom sudah pesan stiker untuk ditempel nama Aurelius diatasnya. Dede Keio, cuma pinjam dan ingin lihat. Koko pasti mengerti..", saya mengatakannya sambil memegang tangan, mengusap kepala, dan mengusap punggungnya.

Aurelius: "Yes, Mom...Dede Kei lihat dulu de. Koko bujuk ya Mom, supaya Dede kasih Koko"

Mom: "Biar saja dulu..Mom yang akan bicara dengan Dede Kei"

Setelah itu, saya mengajak Keio ke dalam kamar, sementara Aurelius kembali bermain dengan hal lain.

Mom:" Keio, sorry..Mom, baru menemukan yang gambar Ben10, nanti Mom akan cari yang Thomas, yang Keio suka ya...Nanti kalau kita pergi sama-sama ke Mangga Dua, Keio bantu cari tempat makan dan minum gambar Thomas".

Sesaat Keio mengatakan "Ini kasih Koko ya, nanti kita cari yang Thomas ya Mom"

Saya tersenyum. Segala sesuatu bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Orang tua harus mengerti dan tau bagaimana berkomunikasi. Saya tidak menyarankan untuk menyembunyikan sesuatu yang kita berikan ke satu anak tanpa anak yang lain tau.

Jika anak itu tau, maka tentulah akan melukai hatinya. Lakukan semuanya dengan fair dan berikan pengertian melalui komunikasi yang baik. Pasti bisa!

Selasa, 19 Juli 2011

Brother's

Mom memberikan instruksi sebelum berenang:
"Berenang dan main air sama-sama dan jangan mendekati jembatan. Berbahaya! Mom akan temani untuk lihat ada apa disana, setelah itu kita bermain di sekitar arena main air."

Beberapa waktu kemudian Keio mengatakan dari tempat Keio berenang:
"Mom..Keio mau ke jembatan!"

Karena lokasi agak jauh, dan saya sudah naik terlebih dulu, Aurelius mengejar dan berteriak:
"Kei, jangan kesana, Kei! Keio, ayo balik. Bahaya Kei.."

Aurelius mengejar dan menarik Keio sesaat sebelum sampai jembatan. Keio pun menurut.



Banyak orang mengatakan dan menanyakan jika memiliki anak laki-laki yang jarak usianya tidak jauh, maka mereka akan sering berantem.
Hal ini normal.
Sebagai koko, Aurelius pasti memiliki keinginan, kemandirian, dan kemauan yang lebih besar dibandingkan Keio.
Dan sebagai adik, Keio ingin melakukan segala sesuatu bersama Koko nya. Dan sangat sering, apa yang dipegang Koko Aurelius diambil Keio.

Kalau sudah begini..hmmmmppfff!!!
Saya menggeleng kepala dan tersenyum. Menghampiri mereka dan menyelesaikan masalahnya.

Namun, saya juga menanamkan nilai-nilai persaudaraan pada mereka. Saya sering berkomunikasi dengan Aurelius tentang peran dia menjadi kakak. Begitu juga dengan Keio.

Melihat aksi Aurelius menarik dan mencegah Keio ke tempat berbahaya, saya menyadari bahwa Aurelius mengerti akan perannya sebagai seorang Koko.

Selasa, 31 Mei 2011

Book Lovers

Aurelius dan Keio sangat menyukai buku. Pepatah mengatakan buku adalah jendela kehidupan, buku adalah sumber pengetahuan. Dengan buku, Aurelius dan Keio mengetahui banyak hal.

Ketika saya mengandung, baik Aurelius maupun Keio, saya sedang menjalani kuliah S2 saya di Universitas Indonesia, Program Manajemen Komunikasi. Pagi bekerja mulai 7.30am-4pm, lalu menyetir mobil ke kampus Salemba dan kuliah dimulai 6.30pm-9pm, bahkan hingga 10pm. Sampai di rumah sekitar 10.30pm.

Woa, kadang kalau saya bayangkan kembali..it’s amazing. Lelah, ngantuk, tentu saja, tapi ada semangat didalamnya. So, sedari dalam kandungan, anak anak sudah ikut saya ke kampus. Dan tentu saja, baca buku! Setiap hari, setiap minggu minimal lima buku dan in English pula, saya harus baca. Membaca di kantor pada jam istirahat, membaca di kampus, dan baca buku lagi sebelum tidur.

Sewaktu Aurelius dan Keio baru lahir pun, saya membacakan cerita sederhana di dekat telinga mereka. Belum genap setahun pun saya terus membacakan cerita setiap hari sebelum tidur.

Dan thank God, di sekolah Aurelius dan Keio sudah diperkenalkan dengan perpustakaan sejak Toddler (usia satu tahun delapan bulan). Satu hari dalam seminggu mereka ke perpustakaan. Dan saya pun selalu excited dengan buku baru yang mereka pinjam. Bahkan sebelum mereka mengatakan bahwa mereka mendapat buku baru, saya terlebih dulu menanyakan “buku apa yang dipinjam sekarang”, atau “ada buku baru, nggak?”

Saat ini, tradisi membaca buku sebelum tidur terus dilakukan. Walaupun terkadang karena sangat lelah, saya membacakan buku tidak sampai banyaknya yang mereka minta. Aurelius datang dan membawa lima buku. “Aurelius, baca dua kali saja ya, Mom sangat capek hari ini, sorry dear…dan besok pagi Mom sudah harus ke kantor”.
“Sekali lagi ya Mom…”kata Aurelius
Dan setelah saya bacakan satu lagi, “Satu lagi sudah, Mom…”
Please…” kata saya, tadi katanya satu lagi…
“Ya, satu lagi Mom..satu lagi sudah…”
Saya bacakan satu cerita lagi. Tapi tidak jarang saya tiba tiba ketiduran.:)

Minggu, 13 Februari 2011

Ke Pasar

Berbelanja di pasar, Aurelius dan Keio belajar mengenai proses negosiasi, ada interaksi antara pembeli dengan penjual. Di supermarket, anak anak mandiri memilih apa yang mereka beli, bahkan lokasi tempat pun bisa mereka hafal, terutama rak permen atau makanan ringan.
Di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK), ada satu lokasi pasar modern, Fresh Market. Pasarnya cukup nyaman dan bersih. Mengajak anak membeli sayur, ikan, atau baso dan makanan sehari hari lain sangat mengasyikan. 
Di tempat sayur, karena mereka sudah terbiasa, bahkan sudah hafal dengan Bahasa Inggrisnya, jadi tidak asing untuk mereka.


"Bau!",  itu yang terucap ketika berada di lokasi ikan dan ayam. Saya katakan kalau sudah dimasak, pasti wangi.